Maret 31, 2008

PERAWAN SUCI (Pdt. Dr. Erastus sabdono)

2 Korintus 11:2 memuat suatu fakta mengenai keselamatan yang bersyarat. Setelah menjadi anak Tuhan, kita harus menunjukkan kesetiaan. Ukuran kesetiaan tersebut adalah menjadi perawan suci. Kata perawan suci dalam teks aslinya adalah parthenon hagneen. Parthenon dari kata partheonos (maiden-gadis, unmarried daughter). Hagneen dari kata hagnos yang berati bersih, tidak bercacat, modest, perfect. Perawan suci menunjuk kehidupan anak-anak Tuhan yang tidak bercacat, bermodel seperti yang Bapa kehendaki dan sempurna dimataNya.



Raja-raja jaman dahulu sebelum menikahi seorang wanita, wanita itu dipisahkan dari dunia luar. Didandani dan ditaburi dengan berbagai wewangian. Seperti kisah Ester (Ester 2:12). Hal ini bisa menjadi gambaran kehidupan orang percaya, sebelum menghadap Tuhan harus didandani terlebih dahulu. Untuk raja dunia saja rakyat berusaha memberi yang terbaik, untuk Tuhan kitapun harus berusah memberi yang terbaik.



Hubungan kita dengan Kristus digambarkan sebagai hubungan antara dua pasangan pribadi yang terikat dalam pertunangan. Inilah adalah hubungan yang sangat eksklusif. Tidak ada suatu ajaran agama yang menunjukkan hubungan antara Allah dan umat sebagai hubungan pertunangan. Untuk lebih jelasnya kita harus memahami adat pertunangan pada jaman itu. Biasanya pada kebudayaan orang Yahudi orangtualah yang menentukan jodoh untuk anak-anak mereka. Bila ternyata ada kesepakatan antara dua belah pihak, maka pihak pria membayar sejumlah uang (di Indonesia dikenal sebagai mas kawin). Sejak itu sebenarnya pasangan tersebut sudah syah, mereka telah menjadi suami-istri tetapi belum tinggal satu rumah. Menunggu satu tahun atau lebih maka barulah mempelai wanita diiringi pengiring datang kepada mempelai pria.



Demikian pula kita ini secara syah telah menjadi mempelai Tuhan, yaitu ketika Tuhan menebus kita dari kuasa gelap. Kita telah dibeli dengan harga yang lunas. Sekarang kita telah syah menjadi milik Tuhan (Yohannes 1:12-13; Efesus 1:3; 1 Korintus 6:19-20). Kita bukan akan dipertunangkan menjadi milik Tuhan, tetapi sudah dipertunangkan dan sudah menjadi milik Tuhan. Kehidupan seorang anak Tuhan adalah kehidupan yang dipersiapkan, didandani untuk bertemu dengan mempelai pria. Untuk ini kita harus serius menjadi mempelai Tuhan yang tidak bercela, seperti perawan suci. Jadi kehidupan kita hari ini sebagai umat pilihan adalah kehidupan yang sepenuh-penuhnya dan semata-mata dipersiapkan untuk menjadi mempelai yang layak bagi Tuhan. Kehidupan seperti ini bisa membangkitkan perasaan takut, sebab dianggap sebagai ketidak wajaran. Namun justru inilah kehidupan wajar umat pilihan yang akan dimuliakan bersama-sama dengan Kristus. Berani coba?

SUMBER PENYESATAN (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Penyesatan yang terjadi dikalangan orang percaya, timbul dari dalam dan luar gereja. Penyesatan-penyesatan yang terjadi bisa berupa dogma agama lain, atau filsafat hidup dunia yang secara akali dapat diterima oleh manusia. Penyesatan seperti inilah yang dikatakan sebagai penyesatan terselubung (tidak terjadi secara terang-terangan).



Andaikan secara terang-terangan, maka gereja dapat mengantisipasi secara frontal pengajaran agama lain atau filsafat dunia, dengan mudah. Namun jika yang kita hadapi sesuatu yang dikemas dengan baik;tidak menunjukkan secara nyata penyesatannya, hal ini membuat penyesatan menjadi lebih sukar dikenali dan diantisipasi.



Penyesatan lain dalam gereja adalah pengajaran dan khotbah yang nampaknya didasarkan pada ayat-ayat Alkitab, tetapi sebenarnya tidak Alkitabiah. Khotbah dan pengajaran yang tidak Alkitabiah ini disebabkan oleh kesalahan tafsir atau pengertian terhadap pokok-pokok yang diajarkan Alkitab. Penyesatan ini bisa terjadi melalui hamba-hamba Tuhan yang berkeadaan sebagai berikut :
1. Hamba-hamba Tuhan yang belum layak mengajar, mereka belum dilengkapi dengan kebena
ran yang cukup.
2. Hamba-hamba Tuhan yang berhenti belajar.
3. Hamba-hamba Tuhan yang terkena "polusi dunia". Hamba-hamba Tuhan yang motivasinya
tidak murni lagi melayani Tuhan dan hidup tidak benar.



Dalam Matius 18:6-9, Tuhan Yesus mengancam berat kesalahan para penyesat ini. Kata "anak kecil" disini bukan anak sekolah minggu, tetapi orang percaya yang "seperti anak kecil" (ena ton mikron touton ton pisteuonton eis eme: One of these little ones wich believe in me). Ini menunjuk kepada orang-orang kristen yang suka dengar-dengaran, mau belajar, mau taat, seperti paidion (Matius 18:3). Pada masa kini banyak orang kristen yang seperti ini. Mereka kurang selektif dalam memilih pengkotbah. Mereka belum dapat membedakan dusta atau kebenaran; jerami atau rumput hijau; lalang atau gandum.



Bila sebuah jemaat sudah terbiasa terkena "virus" ajaran yang kurang sehat, maka sebagai akibatnya mereka tidak lagi menyukai pengajaran yang benar (1 Timotius 4:9-11). Oleh karena itu, semua orang percaya harus membaca, memahami dan mengenal Firman Tuhan dalam Alkitab, agar tidak mudah disesatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab dan oleh filsafat-filsafat dunia.

Maret 30, 2008

AGAMA (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Sebelum kita dapat membedakan antara agama dengan kekristenan, pada dasarnya kekristenan kita adalah keberangaman yang kualitasnya sangat rendah. Bahkan Pelayanan kita kepada Tuhan tidak memiliki tujuan yang jelas. Sungguh sangat berbahaya, kita tidak bertumbuh dalam kebenaran secara normal. Ternyata banyak orang kristen di sekitar kita dan pelayan jemaat yang aktif dalam pekerjaan gerejani berkehidupan seperti kita juga. Agama Adalah usaha manusia untuk menyelamatkan "nyawa" yang digunakan Tuhan Yesus ketika berbicara mengenai hal ini dalam teks asli Alkitab adalah psuke (Matius 16:25).



Kata psuke lebih tepat diterjemahkan jiwa. Dalam jiwa ini terdapat hasrat atau keinginan. Menyelamatkan nyawa maksudnya adalah usaha untuk mencapai apa yang di ingini. Mengapa orang berTuhan; beragama? Sebab berkehendak agar segala sesuatu yang dianggap sebagai kebutuhan dapat terpenuhi. Kebutuhan itu antara lain pemeliharaan, perlindungan, berkat jasmani dan sorga dibalik kubur. Biasanya usaha untuk memperoleh sesuatu dari Tuhan dilakukan dengan berbuat baik, beramal dan melakukan syariat agama. Dalam hal ini, agama sebagai sarana untuk memperoleh dari Tuhan segala sesuatu yang di ingini manusia atau segala sesuatu yang dianggap kebutuhan.



Kekristenan tidaklah demikian, diawali dengan keselamatan oleh anugerah (Efesus 2:8-9). Seseorang menjadi anak Tuhan bukan karena berbuat baik, tetapi dengan hati percaya dan mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka syah sebagai anak Tuhan. Jalan keselamatan seperti ini terkesan gampangan dan murahan, tetapi pradoksnya (kebalikannya) setelah menjadi anak Tuhan, orang percaya harus menemukan tempatnya dihadapan Tuhan sebagai umat yang memberi nilai tinggi Tuhan (hidup sebagai penyembah yang benar); menemukan tempatnya sebagai anak Tuhan yang taat kepada Bapa (hidup sebagai anak kesukaan) dan menemukan tempatnya sebagai hamba yang melayani (hidup sebagai hamba Tuhan yang melayani Tuhan sebagai balas atas kasih Tuhan telah diberikan)



Dalam kekristenan tidak ada unsur memanfaatkan Tuhan, tetapi usaha memberi diri untuk dimamfaatkan oleh Tuhan. Dalam kekristenan tidak ada unsur mencari keuntungan tetapi memberi diri mengabdi sepenuh bagi Tuhan, demi keuntunganNya. Melayani Tuhan bukan supaya beruntung tetapi karena sudah beruntung yaitu dijadikan umat pilihan yang terhindar dari api kekal. Dalam kekristenan tidak ada pembalikan urutan, bukan kita yang memerintah Tuhan melalui permintaan dalam doa-doa, tetapi doa merupakan saluran mengerti kehendakNya untuk dilakukan. Dalam kekristenan tidak boleh ada unsur memberi jasa kepada Tuhan, sebab yang dilakukan bagi Tuhan adalah pengabdian.

JADWAL IBADAH GBI REHOBOT Minggul, 11 Mei 2008

* Graha Rehobot
o 08:30 Pdt. Samuel Sie, M.A. (Ibadah I)
o 17:00 Pdt. Amos Hosea, M.A. (Ibadah II)
* Mal Ambasador
o 13:00 Pdt. Samuel Sie, M.A. (Ibadah I)
* Perdatam
o 07:00 Pdt. Bigman Sirait (Ibadah I)
o 09:30 Sekolah Minggu
o 11:00 Ev. Debra Rachel Rampean (Remaja)
o 19:00 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Perj. Kudus)
* Perwata Tower
o 10:00 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Perj. Kudus)
* Rehobot Hall, Duta Merlin
o 08:30 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Perj. Kudus)
o 11:00 Pdm. Andi Siswanto (Ibadah II)
o 16:00 Pdt. Faith Tung (Mandarin)
o 19:00 Pdt. Bigman Sirait (Ibadah III)
* Sastra Graha
o 10:00 Pdm. Yohanes Soukotta (Ibadah I)
o 17:00 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Ibadah II)
* Taman Harapan Baru
o 07:00 Pdm. Judika Sihaloho, S.Th. (Ibadah I)
o 11:00 Remaja
o 17:00 Pdt. Bun Min Tat, S.Th. (Perj. Kudus)
* Thamrin HP Center, Sarinah
o 07:00 Pdt. Samuel Sie, M.A. (Ibadah I)



JADWAL IBADAH PERTENGAHAN MINGGU

# Selasa, 06 Mei 2008

* Panin Hall
o 19:00 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Suara Kebenaran)
* Rehobot Hall, Duta Merlin
o 11:00 Pdt. Bigman Sirait (Ibadah Wanita)
o 13:00 Konseling & Pelepasan

# Rabu, 07 Mei 2008

* Graha Rehobot
o 10:30 Pdt. Bun Min Tat, S.Th. (Ibadah Wanita)
o 19:00 Pdt. Bun Min Tat, S.Th. (Ibadah Tematik)
* Perdatam
o 13:00 Doa Syafaat
* Rehobot Hall, Duta Merlin
o 19:00 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Dewasa Muda)
* Sastra Graha
o 19:00 Pdt. Bigman Sirait (Ibadah Tematik)

# Kamis, 08 Mei 2008

* Graha Rehobot
o 14:00 Doa Puasa
* Mal Ambasador
o 19:00 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Pria & Profesional)
* Perdatam
o 15:00 Pdt. Bigman Sirait (Ibadah Wanita)
* Rehobot Hall, Duta Merlin
o 18:00 Pdt. Brikson Hutapea, S.Th. (Batak Bermazmur)
* Sastra Graha
o 10:30 Pdt. Bun Min Tat, S.Th. (Ibadah Wanita)
* Taman Harapan Baru
o 10:00 Doa Pemulihan

# Jumat, 09 Mei 2008

* Graha Rehobot
o 19:00 Pdt. Bun Min Tat, S.Th. (Pembinaan Aktivis)
* Mal Ambasador
o 14:30 Pdt. Bigman Sirait (Ibadah Wanita)
* Perdatam
o 19:00 Pdp. Thomas Septory (Doa Malam)
* Rehobot Hall, Duta Merlin
o 10:00 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Ibadah Lanjut Usia)
* Sastra Graha
o 12:00 Pdt. Ferry Keintjem (Ibadah Karyawan)
* Taman Harapan Baru
o 20:00 Doa Malam

# Sabtu, 10 Mei 2008

* Graha Rehobot
o 18:00 Pemuda
* Panin Hall
o 16:00 Pdt. Dr Erastus Sabdono (Suara Kebenaran)
* Perdatam
o 19:00 Pdm. Remiana Saragih (Pemuda)
* Rehobot Hall, Duta Merlin
o 18:00 Pemuda
* Sastra Graha
o 17:00 Pemuda
* Taman Harapan Baru
o 16:00 Pdt. Bigman Sirait (Ibadah Wanita)
o 19:00 Pemuda


Sekretariat Pusat GBI Rehobot - Rehobot Ministry, Rehobot Hall-Carrefour , Lt. 5 Duta Merlin. Jl. Gajah Mada No. 3-5 Harmoni, Jakarta Pusat, Telp (021)63864584/5, Fax (021)63864581. Pelayanan Doa&Konseling, (021)79192650, (021)79192660

KAYA BAGI TUHAN (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Banyak manusia yang akhir hidupnya sangat tragis. Setelah melalui pergumulan panjang dalam hidup mencari nafkah, memburu karir, kaya, berkeluarga dan lain sebagainya, akhirnya meninggal dunia dalam kemiskinan. Hal ini dialami oleh orang kaya yang dilukiskan Tuhan Yesus dalam Lukas 12:13-21. Hidupnya hanya diarahkan kepada mengumpulkan harta kekayaan. Tuhan Yesus mengomentari manusia seperti sebagai berikut : "Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya dihadapan Allah". Ia adalah orang bodoh sebab pada akhirnya ia tidak dapat menikmati kekayaanya itu dan tidak memiliki hidup kekal. Mangumpulkan harta bagi dirinya sendiri berarti tidak kaya dihadapan Allah. Inilah gaya hidup manusia modern yang sudah umum. Orang yang mencari kesenangan bagi dirinya sendiri tetapi tidak menyenangkan Tuhan, inilah gaya hidup kita. Gaya hidup seperti ini sudah dianggap wajar. Kita mengenakannya dan tidak merasa bersalah. Ternyata setiap kita bisa memiliki kesempatan untuk kaya dihadapan Allah. Dalam teks aslinya meis theon plouton (Lukas 12:21). Dalam bahasa indonesia diterjemahkan "kaya dihapan Allah" dalam teks bahasa aslinya tidak dihadapn tetapi ditujukan atau untuk (eis,toward).

Keputusan dan tindakan kita sekarang menunjukkan kepada siapa kita mengabdi atau untuk siapa kita hidup. Dan sesungguhnya kita tidak berhak sama sekali untuk hidup, kecuali hidup bagi Tuhan. Hidup bagi Tuhan sama dengan kaya untuk Tuhan (me eis theon plouton). Orang seperti ini mengerti prinsip hidup orang pecaya yang normal : Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan segala sesuatu yang lain, lakukanlah semua itu untuk kemulian Allah (1 Korintus 10:31). Orang yang tidak hidup untuk kemuliaan Tuhan menunjukkan orang yang dimiliki kuasa lain, bukan Tuhan. Hari ini masing-masing kita harus mengenali untuk siapa kita hidup, untuk Tuhan atau setan. Hidup untuk kemuliaan Tuhan artinya hidup dalam kehendak Tuhan dan rencanaNya. Banyak orang kristen merasa hidupnya sudah benar, wajar tidak menyalahi hukum, beradab, bermoral, beretika, tetapi sebenarnya mereka tidak dikenal oleh Tuhan. Kenyataanya, hati mereka masih tertanam di dunia ini. Mereka belum menjadi manusia rohani. Mareka masih mau kaya bagi dirinya sendiri tetapi tidak kaya bagi Tuhan. Mereka adalah sekelompok orang kristen yang menyediakan waktu dan hidupnya sangat terbatas untuk Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang tidak setia dalam perkara kecil, yaitu masalah mammon (kekayaan). Kalau masalh mammon saja tidak setia, bagaimana mereka bisa setia kepada Tuhan. Inilah orang-orang yang masih memiliki berhala dalam hidupnya, sehingga mereka tidak mengasihi Tuhan tetapi mengasihi dunia ini. (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

BAGIAN KEKEKALAN (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Agar dapat memposisikan diri sebagai mahluk yang lebih mulia dari segala ciptaan Tuhan yagn lain, kita harus berpikir bahwa kita bukan hanya bagian dari kehidupan dunia sekitar kita tetapi juga bagian dari kekekalan (timeless). Manusia diciptakan Tuhan sebagai mahluk kekal. kalau tidak berpikir demikian maka kita pasti menjadi picik.
Kepicikan inilah yang membuat banyak orang pola hidupnya tidak berbeda dengan hewan atau orang pasik. Mereka mamiliki nalar tetapi tidak berakal sehat. Tidak berakal sehat maksudnya bahwa pikirnya atau nalarnya hanya tertuju kepada perkara duniawi (Filipi 3:9).

Kalimat pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi dalam teks aslinya terjemahan dari autoon hoi ta,epigeia fronountes yang dalam Versi King James diterjemahkan who mind earthly things. Dalam terjemahan Todays Engglis Version diterjemahkan they think only of things that belong to this world (mereka berpikir ha nya masalah-masalah yang dimiliki dunia ini. Perkara dunia dalam teks aslinya adalah epigeia fronountes, (ing. Eartheley things) hal ini menunjuk kepada hal-hal duniawi. Hal-hal duniawi tersebut menyangkut kebutuhan fisik kita hari ini yaitu, makan-minum, pakaian, kendaraan, pendidikan, karir, dan lain sebagainya.

Hal ini yang dipahami oleh hampir semua orang sebagai sarana untuk "meyelamatkan nyawa". Nyawa disini menunjuk keinginan. Dalam teks asli Alkitab kata nyawa adalah psuka yang juga dapat diterjemahkan jiwa. Dan dalam jiwa inilah terdapat hasrat atau keinginan manusia. Kalau pengertian menyelamatkan nyawa berarti bagaimana melangsungkan kehidupan ini sepanjang mungkin, dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, tentu ini merupakan hal yang positif. Tetapi kalau "menyelamatkan nyawa" berarti untuk memuaskan keinginan atau hasrat pribadi, maka seseorang telah terbelenggu dengan dunia sekitarnya. Itulah yang membuat seseorang pikirannya tertuju kepada perkara duniawi.

Dengan memposisikan diri sebagai bagian dari alam semesta yang tidak terbatas ini maka kita dapat lebih berakal sehat, jiwa kita tidak akan terikat dengan hal-hal duniawi tetapi jelajah pikiran kita dapat berkembang seluas-luasnya, seluas jagad raya ini. Tuhan Yesus mengajak kita berpikir dengan jelajah pemikiran yang seluas-luasnya. Ketika Tuhan berkata jangan mengumpulkan harta di bumi. di bumi ngegat dan karat merusak, pencuri mencuri dan membongkarnya. Tetapi kumpulkanlah harta di sorga (Matius 6:19-20). Tuhanmengajak orang percaya berpikir secara luas tak terbatas. Jelajah berpikir kita harus melampaui hal-hal duniawi yang berporos pada hal-hal yang bersifat sementara. Senada dengan ini Paulus menulis : "piirkanlah perkara-perkara yang diatas bukan yang dibumi (Kolose 3:1-4). Ketika kita berpikir bahwa kita bagian dari kekekalan maka kita harus menjadi lebih ngentar terhadap realitas kekekalan tersebut dan mulai lebih takut Tuhan.(Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Maret 25, 2008

SAYA LASKAR KRISTUS (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Sejak kecil ketika saya mengikuti kebaktian sekolah minggu, saya sering mendengar dan menyanyikan lagu "Saya laskar Kristus", tetapi saya tidak pernah mengetahui artinya laskar Kristus yang sebenarnya. Kita perlu tahu bahwa laskar secara fungsionalnya selalu maju berperang melawan musuh dan berupaya untuk memenangkan peperangan itu. Tetapi dalam Alkitab Bahasa Indonesia menggunakan kata "prajurit" ketimbang "laskar" (2Timotius 2:3, Ing: Soldier; Yun: Stratiotes). Jika orang kristen disebut "Laskar Kristus" berarti orang kristen dipanggil bersama Yesus untuk membinasakan pekerjaan Iblis (Yohannes 3:8).

Sikap yang benar yang harus dimiliki seorang "Laskar Kristus" adalah :

Pertama : Menyadari bahwa ia selalu berada didalam medan peperangan. Ini merupakan kesadaran bahwa dunia ini sedang memasuki peperangan besar, sehingga sikap hidupnya pasti berbeda dengan orang lain. Dunia bertambah jahat (Matius 24:21). Daniel menubuatkan zaman ini merupakan zaman dimana orang fasik berlaku fasik. (Daniel 12:10). Dan Paulus juga mengidentifikasikan masa ini sebagai masa yang sukar (2 Timotius 3:1). Semua ini adalah produk dari karya terakhir penghulu kegelapan berupaya untuk membawa orang sebanyak mungkin masuk persekutuan dengan kerajaan kegelapan.


Kedua : Kesadaran tidak memiliki kepentingan dalam hidup ini, kecuali mengabdi dan melayani Tuhan. Bersama Yesus menghancurkan pekerjaan Iblis. Dalam 2 Timotius 2:3-4 terdapat 2 macam laskar, yaitu: baik dan tidak baik. Laskar yang baik adalah laskar yang rela mengalami penderitaan (kakopateson-suffer harship), karena tugas yang disandang. Kita harus menjadi tentara sejati dan melayani karena dedikasi (1 Korintus 9:18). Apakah kita sudah menjadi laskar yang baik (suffer hardship as a good soldier-kakopateson os kalos stratiotes)?
Laskar yang baik adalah pribadi yang diidentifikasikan oleh Tuhan Yesus "kehilangan nyawa karena Aku". Ini adalah kehidupan orang kristen yang normal (Filipi 1:2; 2:17, 2 Korintus 5:14-15). Orang kristen seperti ini tentu memberikan seluruh kehidupan dan miliknya bagi kepentingan peperangan.


Ketiga : Kehidupan yang bersih. Kita tidak dapat menjadi seseorang yang berperang bersama Tuhan, dan menghancurkan pekerjaan Iblis, jika kita sendiri ada dalam tawanan dosa. satu-satunya hal yang paling tidak bisa diterima oleh Tuhan adalah melayani Tuhan dengan kehidupan yang tidak bersih. Jika tidak berpendidikan theologia tidak terlalu menjadi masalah. Hal-hal lain juga tidak menjadi masalah, tetapi hidup tidak bersih menjadi masalah besar.

Maret 24, 2008

REKAN SEKERJA ALLAH (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Mengikuti Yesus berarti mengerjakan pekerjaan-Nya (Lukas 9:62). Karya keselamatan yang dilakukan Allah atas dunia ini memang dengan sengaja belum diselesaikan sepenuhnya, hal ini di karenakan Allah menginginkan keterlibatan kita untuk turut serta menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Tidak banyak orang yang mengerti dan mau mengerti arti dari mengikut Yesus, sebab lebih benyak orang yang menganggap bila mengikuti Yesus itu hanya sekedar mengikuti kebaktian-kebaktian dan beberapa syariat agama/sakramen. Sedangkan mengikut Yesus berarti juga masuk dalam ruang kerja Allah untuk turut serta menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita dapat turut serta mengambil bagian dalam pelayanan pekerjaan Tuhan dan menyelesaikan tugas Bapa yang belum tuntas selesai ini? Hati yang terbeban terhadap orang lain, jiwa-jiwa yang belum diselamatkan (a heart for the people). Kita perhatikan tindakan Tuhan takkala Ia menyuruh murid-muridnya memberi roti kepada orang yang sudah berhati-hari mengikut-Nya. Bagaimana seseorang dapat memiliki beban ini?
1. Menghayati Keselamatan.

Beban ini akan muncul dengan sendirinya tatkala kita menghayati keselamatan yang telah kita
terima dari Tuhan Yesus. Pengalaman keselamatan harus dimiliki setiap orang. Menghayati
keselamatan sama dengan menghayati kasih Allah. Penghayatan terhadap kasih Allah akan
mendorong seseorang mengasihi orang lain. Beban terhadap jiwa-jiwa terhilang tersebut lebih
dari sekedar semangat menyebarkan agama seperti yang kita temukan dibanyak agama.
Beban ini akan mendorong seseorang rela berbuat apapun demi keselamatan jiwa orang lain.
Oleh sebab itu, seseorang harus menghayati keselamatan yang ia terima dan memahami kasih
Allah yang begitu besar dalam hidup kita (Efesus 3:18).

2. Menyadari Nilai Jiwa Manusia.

Berharganya jiwa manusia akan mendorong dan menciptakan beban yang dalam terhadap
jiwa-jiwa tersebut. Berharganya jiwa manusia dinyatakan secara terang-terangan oleh Yesus
kepada kita (Matius 16:26; Markus 8:36; Lukas 9:25). Sering tanpa sadar kita tidak memper
dulikan betapa berartinya jiwa manusia itu. Yesus sangat peduli. Kepedulian Tuhan ini harus
menjadi teladan kita. Dalam hal ini kita mengerti mengapa TuhanYesus berkata : Kasihilah
sesamamu manusia seperti kepada dirimu sendiri.

3. Menerima Pikiran dan Perasaan Allah.

Hal ini terjadi bila seseorang memiliki persekutuan yang benar dengan Tuhan. Dalam hal ini se
seorang dapat merasakan beban yang sedemikian dalam terhadap jiwa-jiwa yang terhilang
(Roma 9:3). Allah akan sangat berkenan mengimpartasikan perasaan-Nya kepada kita. Bila
kita memiliki persekutuan yang benar dengan Allah maka perasaan dan pikiran Allah secara
otomatis tertransfer kepasa kita. Untuk itu, kita diingatkan agar tidak mencintai dunia (Yako
bus 4:4). Seorang yang mengasihi dunia, Kasih Allah tidak ada pada orang itu.

Maret 23, 2008

BERPIKIR YANG SEHAT (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)


Kehidupan hari ini adalah merupakan kesempatan Tuhan menciptakan mahluk kekal yang akan menghuni kerajaan-Nya. Bagi orang percaya kehidupan hari ini adalah kesempatan memberi diri untuk dipersiapkan menjadi penghuni kerajaan Bapa. Menyadari hal ini kita dapat memahami betapa hebatnya kesempatan hidup hari ini. Kerajaan-Nya adalah dunia baru dengan tatanan yang sempurna. Bila dibandingkan dengan kehidupan yang akan datang dalam kerajaan-Nya, maka dunia hari ini tidak ada artinya.


Kehidupan seseorang hari ini yang paling beruntung sekalipun tidak ada artinya dengan kehidupan dalam kerajaan Bapa nanti. Sebagai orang percaya kita harus memiliki keyakinan terhadap apa yang disediakan Bapa bagi orang-orang yang dikasihi-Nya (Lukas 12:23).
Abraham sebagai model orang beriman yang benar telah memberi contoh kepada kita iman kepada Allah dengan benar. Iman sepeti inilah yang harus kita contoh. Ia rela meninggalkan Urkasdim demi kota yang dibangun dan direncanakan oleh Tuhan. Jadi Iman yang benar mempercayai bahwa kerajaan Bapa adalah riil dan nyata. Persoalannya adalah apa pengertian riil atau nyata bertalian dengan hal ini?

Kita harus menyelesaikan pengertian kita mengenai kata riil. Kalau pengertian riil diukur dengan apa yang kelihatan hari ini, maka kerajaan Bapa tidak berarti apa-apa, sebab tidak riil. Pemahaman ini adalah pemahaman orang bodoh yang pasti membuat orang binasa. Ia tidak dapat kaya dihadapan Allah, seperti orang yang digambarkan dalam Lukas 12 , yaitu orang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, sebab itulah yang dianggap riil. Tetapi sebenarnya justru yang riil adalah yang tidak kelihatan (2 Korintus 4:18).

Kalau pengertian riil atau nyata diukur dengan waktu atau durasi, maka apa yang kita miliki hari ini tidak riil atau tidak nyata sebab sangat fana atau sementara. Apapun yang kita miliki hari ini akan lenyap tidak berbekas. Kerajaan Bapa riil sebab tidak temporal, tetapi kekal.
Orang yang mempercayai kebenaran ini barangkali dianggap konyol oleh manusia disekitarnya. sama seperti Nuh yang dianggap konyol karena mempercayai datangnya hujan yang akan menenggelamkan seluruh bumi. Tetapi orang-orang yang mempercayai bahwa yang riil adalah yang kekal ( walaupun tidak nampak) yang tidak dapat dirusak olah ngegat, karat dan juga tidak dapat dibongkar oleh pencuri, mereka adalah orang-orang yang bijaksana.

Ada banyak orang yang tidak mengerti dengan kebenaran ini, mata hatinya tertutup sehingga ia tidak dapat melihat realitas hidup kekekalan tersebut. Mata pengertian mereka sudah menjadi buta dan gelap sehingga tidak melihat harta sorgawi. Hal ini dikemukakan Tuhan dalam Matius 6:19-23, yaitu ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai harta sorgawi. Dan dalam hal ini juga Paulus juga berkata : Perjalanan kami bukan dengan penglihatan tetapi dengan iman (2 Korintus 5:7).

HATI YANG MELAYANI (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)


Pengertian Yang Salah

Dalam lingkungan aktivitas gereja sering kita mendengar kata "pelayanan". Kata ini menjadi lebih populer dikalangan gereja-gereja khrismatik dewasa ini. Tetapi sayang sekali banyak orang yang tidak mengerti pengertian pelayanan itu sebenarnya.

Pada umumnya yang kita mengerti sebagai melayani adalah melakukan pekerjaan gerejani, seperti berkotbah, memimpin pujia-pujian, mengajar sekolah minggu, memimpin kegiatan pemuda/remaja, bermain musik dan aktivitas yang bersangkut paut dengan kegiatan gereja. Oleh karena itu banyak orang belajar hal-hal tersebut dan kalau sudah menguasai, mereka merasa layak melayani pekerjaan Tuhan atau menjadi pelayan Tuhan. Kalau kita mengerti pelayanan hanya sebatas ini maka kita telah mewarisi konsep pelayanan yang salah. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah bagian dari sebuah pelayanan yang besar dan utuh.

Sebagai akibat dari pandangan yang salah diatas banyak orang berpikir bahwa kegiatan yang tidak bersangkut paut dengan program kegiatan gereja bukanlah pelayanan. Sebagai akibatnya pula terdapat beberapa sikap yang salah dalam lingkungan gereja, antara lain :
Pendirian bahwa hanya orang yang disyahkan oleh sinode sebagai pejabat gereja yang dipandang dapat menjadi pelayan Tuhan dan melayani pekerjaanNya. Bahwa mereka telah dientaskan dari perbudakan dosa sebagai hamba dosa dan sekarang menjadi hamba Tuhan. Lalu terdapat pemikiran bahwa anggota jemaat biasa yang tidak memiliki jabatan gerejani tidak merasa perlu melayani atau terlibat dalam aktivitas kerajaan sorga diatas muka bumi. Ini merupakan kerugian besar bagi pekerjaan Tuhan yang luas. Bagaimanapun pekerjaan Tuhan yang luas tidak dapat dikerjakan sendiri oleh mereka yang telah disyahkan oleh sinode atau gereja sebagai pejabatnya, tetapi setiap orang percaya harus terlibat didalam pekerjaan Tuhan untuk menggenapi rencana Allah yang agung. Konsep pelayanan menjadi miskin dan dangkal sehingga tidak menyentuh individu-individu, yaitu orang-orang yang membutuhkan pelayanan pribadi yang sifatnya pribadi dan langsung. Dalam hal ini setiap individu harus melayani sesamanya secara pribadi.

Pengertian Yang Benar.

Dari apa yang dipaparkan Tuhan dalam Lukas 22:24-30, kita dapat menemukan pengertian pelayanan, khususnya dalam ayat 26-27. Dalam ayat tersebut Tuhan Yesus menunjuk seorang pelayan makan sebagai gambaran sebagai pelayan Tuhan. Seorang pelayan makan adalah seorang yang berlelah untuk kenikmatan atau keuntungan orang lain. Dalam penjelasan tersebut Tuhan Yesus juga membandingkan antara konsep pelayanan kristiani dengan pemerintahan di dunia. Pada umunya pemerintah-pemerintah di dunia dengan dalih dan alasan melindungi, melayani, dan memperhatikan kepentingan masyarakat. Mereka memerintah dan malakukan segala kegiatan. Tetapi sebenarnya mereka mau di hormati atau "gila hormat". Tidak jarang apa yang meeka lakukan hanya untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Pelayanan adalah segala sesuatu yang kita lakukan yang membuat orang lain diberkati (mengenal Tuhan, selamat, dan hidup sejahtera). Inilah yang sering dimaksud dengan memperkaya orang lain. Untuk ini seseorang harus berhenti dari melihat kepentingan orang lain. Mematikan egoisme naluriah yang hanya kebutuhan diri sendiri. Inilah kehidupan yang disalibkan. Telah mati bagi kita dirinya sendiri dan hidup bagi Allah.

Hal kedua pelayanan adalah berarti penyerahan terhadap tugas tampa menuntut imbalan/upah (I Korintus 9:18). Seseorang yang menyadari hal ini tidak akan merasa bahwa jerih- payahnya dalam pelayanan harus mendapat imbalan. Pengertian pelayanan tersebut harus kita miliki mulai sekarang, dikembangkan sehingga kita dapat memiliki hati yang sungguh-sunguh tulus melayani Tuhan. Pelayan Tuhan bukan pelayan untuk diri sendiri tetapi pelayan yang melayani Tuhan dan sesama manusia.

Maret 20, 2008

MENIKAH UNTUK TUHAN (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Memiliki pengertian benar tentang memilih jodoh bagi orang kristen ada hal yang sangat penting. Khususnya bagi mereka yang belum menikah.

Bayangkan saja, jika seeorang telah salah memilih jodoh. Akibat kesalahan tersebut merupakan penderitaan yang sangat menyakitkan sepanjang hidup.

Tidak sedikit orang kristen yang mengeluh atas kesalahan memilih teman hidup. Ketika mereka masih pacaran, mereka merasa sangat cocok. Tetapi sesudah menikah mulai tampak ketidakcocokan yang mengarah kepada konflik dan akhirnya perceraian.

Banyak anak Tuhan yang tidak memahami apa kehendak Tuhan dalam memilih jodoh atau teman hidup. Tidak sedikit orang muda memutuskan menikah hanya oleh karena tertarik secara fisik dan cocok secara jiwa. Tetapi mereka mengabaikan pimpinan Roh Roh Kudus.

Kalau memilih jodoh menggunakan ukuran dunia, dorongan kebutuhan fisik semata-mata. sudah pasti pernikahan itu akan gagal. Walaupun setelah menikah tidak memutuskan untuk bercerai dari pasangan hidupnya karena banyak pertimbangan (misalnya demi anak, status sosial, atau malu dihadapan jemaat gereja). Tetapi pada intinya dimata Tuhan pernikahan tersebut tidak berkualitas tinggi, sudah gagal.

Sayang sekali, banyak orang hanya memegang dua kunci dalam memilih teman hidup mereka. Yang pertama memilih pasangan karena menyukai orang tersebut. Yang kedua karena orang itu satu iman. Prinsip dasar ini belumlah cukup untuk memilih jodoh sesuai kehendak Tuhan, ada standart yang lebih tinggi.

Dalam kitab Kejadian kita melihat bahwa pada saat Tuhan selesai menciptakan alam semesta dan bumi, kemudian paling akhir Tuhan menciptakan Adam. Adam tidak diciptakan pada hari pertama atau kedua tetapi terakhir dari segala sesuatu.

Dalam kejadian 2 : 15, Tuhan membuat Taman Eden dan Adam ditempatkan untuk memelihara taman tersebut. Tuhan menciptakan Adam sesuai dengan gambaranNYa dan memberinya tugas atau visi. Tuhan menciptakan Adam untuk tujuan jelas. Tuhan memberi job description kepada Adam. Nah waktu Adam sedang melakukan pekerjaan Tuhan, yaitu memberi nama binatang-binatang, disitulah ada kesadaran bahwa dibutuhkan seorang penolong untuk melaksanakan mandat Tuhan tersebut.

Seorang anak Tuhan harus mendapatkan panggilan dari Tuhan yang spesifik lebih dahulu, sebelum mendapatkan jodoh.

Seseorang harus memastikan lebih dahulu bahwa ia sudah mendapatkan panggilanNya dalam Roh Kudus untuk melayani Dia, baru mendapatkan jodohnya.

Panggilan pelayanan itu bisa sebagai pendeta, gembala, pengajar, atau sebagai pengusaha, manager disebuah kantor dan lain sebagainya.

Hawa diciptakan bukan untuk senang-senang, dan semata-mata untuk membuahkan keturunan . Adam dan Hawa diciptkan untuk maksud Ilahi.

Seorang laki-laki sebelum ia memutuskan untuk menikah, ia harus lebih dahulu memastikan bahwa ia sudah mandapatkan tempat untuknya; bidang yang Tuhan tentukan. Ia akan menjadi kepala dan imam di keluarganya dengan visi yang jelas dari Tuhan. Istri akan menopang dan menolong tugas yang Tuhan berikan kepada suaminya.

Dengan membantu suami dalam tugas pelayanannya dan tunduk kepada suami, maka berarti ia melayani Tuhan. Oleh karena itu seorang wanita yang ingin mencari teman hidup
nya harus memastikan bahwa laki-laki yang menjadi suaminya sungguh-sungguh memiliki panggilan dari Tuhan. Jika ia menikah dengan seorang laki-laki yang sama sekali tidak memiliki tanggung jawab rohani, maka perkawinan tersebut akan mengalami berbagai krisis.

Penjelasan diatas ini bukan berarti bahwa wanita bisa lepas tanggung-jawab untuk mendapatkan panggilan spesifik yang dari Tuhan secara pribadi. Dengan alasan bahwa hanya laki-laki yang lebih dituntut untuk bertanggung-jawab mendapatkan panggilan Tuhan, maka wanita boleh tenang-tenang saja.

Idealnya, semua laki-laki dan perempuan harus lebih terdahulu di muridkan dalam gereja. Hingga mereka mendapatkan panggilan yang spesifik sebelum mereka memutuskan untuk menikah.

Tetapi ada kelonggaran bagi wanita, jika hanya laki-laki yang mendapatkan panggilan tersebut, sang istri dapat dibimbing oleh suami dan dituntun untuk mengerti maksud-maksud Allah.

Jika laki-laki sama sekali tidak peduli kehendak Allah dalam hidupnya dan memberanikan diri untuk menikah tanpa visi Tuhan yang jelas, maka ia akan membawa keluarganya dalam kehancuran.

Kejadian 2:21, Allah membuat Adam tidur nyenyak ketika Ia mengambil tulang rusuk dari padanya. Ini artinya bahwa anak manusia tidak harus panik dan terburu-buru untuk menikah. Banyak orang terdesak untuk menikah karena tekanan keluarga, sosial, atau karena usia.

Jika kita menikah karena faktor-faktor tersebut , maka perkawinan itu tidak dilandasi dengan fondasi yang kuat.

Laki-laki maupn perempuan harus rest in the Lord. Ketika kita tinggal dan istirahat dalam hadiratNya, Tuhan akan mempersiapkan jodoh yang terbaik. Istirahat di dalam Tuhan berarti merasa lengkap dengan Tuhan. Bila mengerti istirahat dalam Tuhan maka perkawinan bukan tujuan tetapi persembahan bagi Tuhan.