Maret 30, 2008

KAYA BAGI TUHAN (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Banyak manusia yang akhir hidupnya sangat tragis. Setelah melalui pergumulan panjang dalam hidup mencari nafkah, memburu karir, kaya, berkeluarga dan lain sebagainya, akhirnya meninggal dunia dalam kemiskinan. Hal ini dialami oleh orang kaya yang dilukiskan Tuhan Yesus dalam Lukas 12:13-21. Hidupnya hanya diarahkan kepada mengumpulkan harta kekayaan. Tuhan Yesus mengomentari manusia seperti sebagai berikut : "Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya dihadapan Allah". Ia adalah orang bodoh sebab pada akhirnya ia tidak dapat menikmati kekayaanya itu dan tidak memiliki hidup kekal. Mangumpulkan harta bagi dirinya sendiri berarti tidak kaya dihadapan Allah. Inilah gaya hidup manusia modern yang sudah umum. Orang yang mencari kesenangan bagi dirinya sendiri tetapi tidak menyenangkan Tuhan, inilah gaya hidup kita. Gaya hidup seperti ini sudah dianggap wajar. Kita mengenakannya dan tidak merasa bersalah. Ternyata setiap kita bisa memiliki kesempatan untuk kaya dihadapan Allah. Dalam teks aslinya meis theon plouton (Lukas 12:21). Dalam bahasa indonesia diterjemahkan "kaya dihapan Allah" dalam teks bahasa aslinya tidak dihadapn tetapi ditujukan atau untuk (eis,toward).

Keputusan dan tindakan kita sekarang menunjukkan kepada siapa kita mengabdi atau untuk siapa kita hidup. Dan sesungguhnya kita tidak berhak sama sekali untuk hidup, kecuali hidup bagi Tuhan. Hidup bagi Tuhan sama dengan kaya untuk Tuhan (me eis theon plouton). Orang seperti ini mengerti prinsip hidup orang pecaya yang normal : Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan segala sesuatu yang lain, lakukanlah semua itu untuk kemulian Allah (1 Korintus 10:31). Orang yang tidak hidup untuk kemuliaan Tuhan menunjukkan orang yang dimiliki kuasa lain, bukan Tuhan. Hari ini masing-masing kita harus mengenali untuk siapa kita hidup, untuk Tuhan atau setan. Hidup untuk kemuliaan Tuhan artinya hidup dalam kehendak Tuhan dan rencanaNya. Banyak orang kristen merasa hidupnya sudah benar, wajar tidak menyalahi hukum, beradab, bermoral, beretika, tetapi sebenarnya mereka tidak dikenal oleh Tuhan. Kenyataanya, hati mereka masih tertanam di dunia ini. Mereka belum menjadi manusia rohani. Mareka masih mau kaya bagi dirinya sendiri tetapi tidak kaya bagi Tuhan. Mereka adalah sekelompok orang kristen yang menyediakan waktu dan hidupnya sangat terbatas untuk Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang tidak setia dalam perkara kecil, yaitu masalah mammon (kekayaan). Kalau masalh mammon saja tidak setia, bagaimana mereka bisa setia kepada Tuhan. Inilah orang-orang yang masih memiliki berhala dalam hidupnya, sehingga mereka tidak mengasihi Tuhan tetapi mengasihi dunia ini. (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Tidak ada komentar: