Maret 30, 2008

AGAMA (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Sebelum kita dapat membedakan antara agama dengan kekristenan, pada dasarnya kekristenan kita adalah keberangaman yang kualitasnya sangat rendah. Bahkan Pelayanan kita kepada Tuhan tidak memiliki tujuan yang jelas. Sungguh sangat berbahaya, kita tidak bertumbuh dalam kebenaran secara normal. Ternyata banyak orang kristen di sekitar kita dan pelayan jemaat yang aktif dalam pekerjaan gerejani berkehidupan seperti kita juga. Agama Adalah usaha manusia untuk menyelamatkan "nyawa" yang digunakan Tuhan Yesus ketika berbicara mengenai hal ini dalam teks asli Alkitab adalah psuke (Matius 16:25).



Kata psuke lebih tepat diterjemahkan jiwa. Dalam jiwa ini terdapat hasrat atau keinginan. Menyelamatkan nyawa maksudnya adalah usaha untuk mencapai apa yang di ingini. Mengapa orang berTuhan; beragama? Sebab berkehendak agar segala sesuatu yang dianggap sebagai kebutuhan dapat terpenuhi. Kebutuhan itu antara lain pemeliharaan, perlindungan, berkat jasmani dan sorga dibalik kubur. Biasanya usaha untuk memperoleh sesuatu dari Tuhan dilakukan dengan berbuat baik, beramal dan melakukan syariat agama. Dalam hal ini, agama sebagai sarana untuk memperoleh dari Tuhan segala sesuatu yang di ingini manusia atau segala sesuatu yang dianggap kebutuhan.



Kekristenan tidaklah demikian, diawali dengan keselamatan oleh anugerah (Efesus 2:8-9). Seseorang menjadi anak Tuhan bukan karena berbuat baik, tetapi dengan hati percaya dan mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka syah sebagai anak Tuhan. Jalan keselamatan seperti ini terkesan gampangan dan murahan, tetapi pradoksnya (kebalikannya) setelah menjadi anak Tuhan, orang percaya harus menemukan tempatnya dihadapan Tuhan sebagai umat yang memberi nilai tinggi Tuhan (hidup sebagai penyembah yang benar); menemukan tempatnya sebagai anak Tuhan yang taat kepada Bapa (hidup sebagai anak kesukaan) dan menemukan tempatnya sebagai hamba yang melayani (hidup sebagai hamba Tuhan yang melayani Tuhan sebagai balas atas kasih Tuhan telah diberikan)



Dalam kekristenan tidak ada unsur memanfaatkan Tuhan, tetapi usaha memberi diri untuk dimamfaatkan oleh Tuhan. Dalam kekristenan tidak ada unsur mencari keuntungan tetapi memberi diri mengabdi sepenuh bagi Tuhan, demi keuntunganNya. Melayani Tuhan bukan supaya beruntung tetapi karena sudah beruntung yaitu dijadikan umat pilihan yang terhindar dari api kekal. Dalam kekristenan tidak ada pembalikan urutan, bukan kita yang memerintah Tuhan melalui permintaan dalam doa-doa, tetapi doa merupakan saluran mengerti kehendakNya untuk dilakukan. Dalam kekristenan tidak boleh ada unsur memberi jasa kepada Tuhan, sebab yang dilakukan bagi Tuhan adalah pengabdian.

Tidak ada komentar: