Maret 23, 2008

BERPIKIR YANG SEHAT (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)


Kehidupan hari ini adalah merupakan kesempatan Tuhan menciptakan mahluk kekal yang akan menghuni kerajaan-Nya. Bagi orang percaya kehidupan hari ini adalah kesempatan memberi diri untuk dipersiapkan menjadi penghuni kerajaan Bapa. Menyadari hal ini kita dapat memahami betapa hebatnya kesempatan hidup hari ini. Kerajaan-Nya adalah dunia baru dengan tatanan yang sempurna. Bila dibandingkan dengan kehidupan yang akan datang dalam kerajaan-Nya, maka dunia hari ini tidak ada artinya.


Kehidupan seseorang hari ini yang paling beruntung sekalipun tidak ada artinya dengan kehidupan dalam kerajaan Bapa nanti. Sebagai orang percaya kita harus memiliki keyakinan terhadap apa yang disediakan Bapa bagi orang-orang yang dikasihi-Nya (Lukas 12:23).
Abraham sebagai model orang beriman yang benar telah memberi contoh kepada kita iman kepada Allah dengan benar. Iman sepeti inilah yang harus kita contoh. Ia rela meninggalkan Urkasdim demi kota yang dibangun dan direncanakan oleh Tuhan. Jadi Iman yang benar mempercayai bahwa kerajaan Bapa adalah riil dan nyata. Persoalannya adalah apa pengertian riil atau nyata bertalian dengan hal ini?

Kita harus menyelesaikan pengertian kita mengenai kata riil. Kalau pengertian riil diukur dengan apa yang kelihatan hari ini, maka kerajaan Bapa tidak berarti apa-apa, sebab tidak riil. Pemahaman ini adalah pemahaman orang bodoh yang pasti membuat orang binasa. Ia tidak dapat kaya dihadapan Allah, seperti orang yang digambarkan dalam Lukas 12 , yaitu orang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, sebab itulah yang dianggap riil. Tetapi sebenarnya justru yang riil adalah yang tidak kelihatan (2 Korintus 4:18).

Kalau pengertian riil atau nyata diukur dengan waktu atau durasi, maka apa yang kita miliki hari ini tidak riil atau tidak nyata sebab sangat fana atau sementara. Apapun yang kita miliki hari ini akan lenyap tidak berbekas. Kerajaan Bapa riil sebab tidak temporal, tetapi kekal.
Orang yang mempercayai kebenaran ini barangkali dianggap konyol oleh manusia disekitarnya. sama seperti Nuh yang dianggap konyol karena mempercayai datangnya hujan yang akan menenggelamkan seluruh bumi. Tetapi orang-orang yang mempercayai bahwa yang riil adalah yang kekal ( walaupun tidak nampak) yang tidak dapat dirusak olah ngegat, karat dan juga tidak dapat dibongkar oleh pencuri, mereka adalah orang-orang yang bijaksana.

Ada banyak orang yang tidak mengerti dengan kebenaran ini, mata hatinya tertutup sehingga ia tidak dapat melihat realitas hidup kekekalan tersebut. Mata pengertian mereka sudah menjadi buta dan gelap sehingga tidak melihat harta sorgawi. Hal ini dikemukakan Tuhan dalam Matius 6:19-23, yaitu ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai harta sorgawi. Dan dalam hal ini juga Paulus juga berkata : Perjalanan kami bukan dengan penglihatan tetapi dengan iman (2 Korintus 5:7).

Tidak ada komentar: