Maret 20, 2008

MENIKAH UNTUK TUHAN (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Memiliki pengertian benar tentang memilih jodoh bagi orang kristen ada hal yang sangat penting. Khususnya bagi mereka yang belum menikah.

Bayangkan saja, jika seeorang telah salah memilih jodoh. Akibat kesalahan tersebut merupakan penderitaan yang sangat menyakitkan sepanjang hidup.

Tidak sedikit orang kristen yang mengeluh atas kesalahan memilih teman hidup. Ketika mereka masih pacaran, mereka merasa sangat cocok. Tetapi sesudah menikah mulai tampak ketidakcocokan yang mengarah kepada konflik dan akhirnya perceraian.

Banyak anak Tuhan yang tidak memahami apa kehendak Tuhan dalam memilih jodoh atau teman hidup. Tidak sedikit orang muda memutuskan menikah hanya oleh karena tertarik secara fisik dan cocok secara jiwa. Tetapi mereka mengabaikan pimpinan Roh Roh Kudus.

Kalau memilih jodoh menggunakan ukuran dunia, dorongan kebutuhan fisik semata-mata. sudah pasti pernikahan itu akan gagal. Walaupun setelah menikah tidak memutuskan untuk bercerai dari pasangan hidupnya karena banyak pertimbangan (misalnya demi anak, status sosial, atau malu dihadapan jemaat gereja). Tetapi pada intinya dimata Tuhan pernikahan tersebut tidak berkualitas tinggi, sudah gagal.

Sayang sekali, banyak orang hanya memegang dua kunci dalam memilih teman hidup mereka. Yang pertama memilih pasangan karena menyukai orang tersebut. Yang kedua karena orang itu satu iman. Prinsip dasar ini belumlah cukup untuk memilih jodoh sesuai kehendak Tuhan, ada standart yang lebih tinggi.

Dalam kitab Kejadian kita melihat bahwa pada saat Tuhan selesai menciptakan alam semesta dan bumi, kemudian paling akhir Tuhan menciptakan Adam. Adam tidak diciptakan pada hari pertama atau kedua tetapi terakhir dari segala sesuatu.

Dalam kejadian 2 : 15, Tuhan membuat Taman Eden dan Adam ditempatkan untuk memelihara taman tersebut. Tuhan menciptakan Adam sesuai dengan gambaranNYa dan memberinya tugas atau visi. Tuhan menciptakan Adam untuk tujuan jelas. Tuhan memberi job description kepada Adam. Nah waktu Adam sedang melakukan pekerjaan Tuhan, yaitu memberi nama binatang-binatang, disitulah ada kesadaran bahwa dibutuhkan seorang penolong untuk melaksanakan mandat Tuhan tersebut.

Seorang anak Tuhan harus mendapatkan panggilan dari Tuhan yang spesifik lebih dahulu, sebelum mendapatkan jodoh.

Seseorang harus memastikan lebih dahulu bahwa ia sudah mendapatkan panggilanNya dalam Roh Kudus untuk melayani Dia, baru mendapatkan jodohnya.

Panggilan pelayanan itu bisa sebagai pendeta, gembala, pengajar, atau sebagai pengusaha, manager disebuah kantor dan lain sebagainya.

Hawa diciptakan bukan untuk senang-senang, dan semata-mata untuk membuahkan keturunan . Adam dan Hawa diciptkan untuk maksud Ilahi.

Seorang laki-laki sebelum ia memutuskan untuk menikah, ia harus lebih dahulu memastikan bahwa ia sudah mandapatkan tempat untuknya; bidang yang Tuhan tentukan. Ia akan menjadi kepala dan imam di keluarganya dengan visi yang jelas dari Tuhan. Istri akan menopang dan menolong tugas yang Tuhan berikan kepada suaminya.

Dengan membantu suami dalam tugas pelayanannya dan tunduk kepada suami, maka berarti ia melayani Tuhan. Oleh karena itu seorang wanita yang ingin mencari teman hidup
nya harus memastikan bahwa laki-laki yang menjadi suaminya sungguh-sungguh memiliki panggilan dari Tuhan. Jika ia menikah dengan seorang laki-laki yang sama sekali tidak memiliki tanggung jawab rohani, maka perkawinan tersebut akan mengalami berbagai krisis.

Penjelasan diatas ini bukan berarti bahwa wanita bisa lepas tanggung-jawab untuk mendapatkan panggilan spesifik yang dari Tuhan secara pribadi. Dengan alasan bahwa hanya laki-laki yang lebih dituntut untuk bertanggung-jawab mendapatkan panggilan Tuhan, maka wanita boleh tenang-tenang saja.

Idealnya, semua laki-laki dan perempuan harus lebih terdahulu di muridkan dalam gereja. Hingga mereka mendapatkan panggilan yang spesifik sebelum mereka memutuskan untuk menikah.

Tetapi ada kelonggaran bagi wanita, jika hanya laki-laki yang mendapatkan panggilan tersebut, sang istri dapat dibimbing oleh suami dan dituntun untuk mengerti maksud-maksud Allah.

Jika laki-laki sama sekali tidak peduli kehendak Allah dalam hidupnya dan memberanikan diri untuk menikah tanpa visi Tuhan yang jelas, maka ia akan membawa keluarganya dalam kehancuran.

Kejadian 2:21, Allah membuat Adam tidur nyenyak ketika Ia mengambil tulang rusuk dari padanya. Ini artinya bahwa anak manusia tidak harus panik dan terburu-buru untuk menikah. Banyak orang terdesak untuk menikah karena tekanan keluarga, sosial, atau karena usia.

Jika kita menikah karena faktor-faktor tersebut , maka perkawinan itu tidak dilandasi dengan fondasi yang kuat.

Laki-laki maupn perempuan harus rest in the Lord. Ketika kita tinggal dan istirahat dalam hadiratNya, Tuhan akan mempersiapkan jodoh yang terbaik. Istirahat di dalam Tuhan berarti merasa lengkap dengan Tuhan. Bila mengerti istirahat dalam Tuhan maka perkawinan bukan tujuan tetapi persembahan bagi Tuhan.