Maret 30, 2008

BAGIAN KEKEKALAN (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Agar dapat memposisikan diri sebagai mahluk yang lebih mulia dari segala ciptaan Tuhan yagn lain, kita harus berpikir bahwa kita bukan hanya bagian dari kehidupan dunia sekitar kita tetapi juga bagian dari kekekalan (timeless). Manusia diciptakan Tuhan sebagai mahluk kekal. kalau tidak berpikir demikian maka kita pasti menjadi picik.
Kepicikan inilah yang membuat banyak orang pola hidupnya tidak berbeda dengan hewan atau orang pasik. Mereka mamiliki nalar tetapi tidak berakal sehat. Tidak berakal sehat maksudnya bahwa pikirnya atau nalarnya hanya tertuju kepada perkara duniawi (Filipi 3:9).

Kalimat pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi dalam teks aslinya terjemahan dari autoon hoi ta,epigeia fronountes yang dalam Versi King James diterjemahkan who mind earthly things. Dalam terjemahan Todays Engglis Version diterjemahkan they think only of things that belong to this world (mereka berpikir ha nya masalah-masalah yang dimiliki dunia ini. Perkara dunia dalam teks aslinya adalah epigeia fronountes, (ing. Eartheley things) hal ini menunjuk kepada hal-hal duniawi. Hal-hal duniawi tersebut menyangkut kebutuhan fisik kita hari ini yaitu, makan-minum, pakaian, kendaraan, pendidikan, karir, dan lain sebagainya.

Hal ini yang dipahami oleh hampir semua orang sebagai sarana untuk "meyelamatkan nyawa". Nyawa disini menunjuk keinginan. Dalam teks asli Alkitab kata nyawa adalah psuka yang juga dapat diterjemahkan jiwa. Dan dalam jiwa inilah terdapat hasrat atau keinginan manusia. Kalau pengertian menyelamatkan nyawa berarti bagaimana melangsungkan kehidupan ini sepanjang mungkin, dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, tentu ini merupakan hal yang positif. Tetapi kalau "menyelamatkan nyawa" berarti untuk memuaskan keinginan atau hasrat pribadi, maka seseorang telah terbelenggu dengan dunia sekitarnya. Itulah yang membuat seseorang pikirannya tertuju kepada perkara duniawi.

Dengan memposisikan diri sebagai bagian dari alam semesta yang tidak terbatas ini maka kita dapat lebih berakal sehat, jiwa kita tidak akan terikat dengan hal-hal duniawi tetapi jelajah pikiran kita dapat berkembang seluas-luasnya, seluas jagad raya ini. Tuhan Yesus mengajak kita berpikir dengan jelajah pemikiran yang seluas-luasnya. Ketika Tuhan berkata jangan mengumpulkan harta di bumi. di bumi ngegat dan karat merusak, pencuri mencuri dan membongkarnya. Tetapi kumpulkanlah harta di sorga (Matius 6:19-20). Tuhanmengajak orang percaya berpikir secara luas tak terbatas. Jelajah berpikir kita harus melampaui hal-hal duniawi yang berporos pada hal-hal yang bersifat sementara. Senada dengan ini Paulus menulis : "piirkanlah perkara-perkara yang diatas bukan yang dibumi (Kolose 3:1-4). Ketika kita berpikir bahwa kita bagian dari kekekalan maka kita harus menjadi lebih ngentar terhadap realitas kekekalan tersebut dan mulai lebih takut Tuhan.(Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Tidak ada komentar: