Maret 23, 2008

HATI YANG MELAYANI (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)


Pengertian Yang Salah

Dalam lingkungan aktivitas gereja sering kita mendengar kata "pelayanan". Kata ini menjadi lebih populer dikalangan gereja-gereja khrismatik dewasa ini. Tetapi sayang sekali banyak orang yang tidak mengerti pengertian pelayanan itu sebenarnya.

Pada umumnya yang kita mengerti sebagai melayani adalah melakukan pekerjaan gerejani, seperti berkotbah, memimpin pujia-pujian, mengajar sekolah minggu, memimpin kegiatan pemuda/remaja, bermain musik dan aktivitas yang bersangkut paut dengan kegiatan gereja. Oleh karena itu banyak orang belajar hal-hal tersebut dan kalau sudah menguasai, mereka merasa layak melayani pekerjaan Tuhan atau menjadi pelayan Tuhan. Kalau kita mengerti pelayanan hanya sebatas ini maka kita telah mewarisi konsep pelayanan yang salah. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah bagian dari sebuah pelayanan yang besar dan utuh.

Sebagai akibat dari pandangan yang salah diatas banyak orang berpikir bahwa kegiatan yang tidak bersangkut paut dengan program kegiatan gereja bukanlah pelayanan. Sebagai akibatnya pula terdapat beberapa sikap yang salah dalam lingkungan gereja, antara lain :
Pendirian bahwa hanya orang yang disyahkan oleh sinode sebagai pejabat gereja yang dipandang dapat menjadi pelayan Tuhan dan melayani pekerjaanNya. Bahwa mereka telah dientaskan dari perbudakan dosa sebagai hamba dosa dan sekarang menjadi hamba Tuhan. Lalu terdapat pemikiran bahwa anggota jemaat biasa yang tidak memiliki jabatan gerejani tidak merasa perlu melayani atau terlibat dalam aktivitas kerajaan sorga diatas muka bumi. Ini merupakan kerugian besar bagi pekerjaan Tuhan yang luas. Bagaimanapun pekerjaan Tuhan yang luas tidak dapat dikerjakan sendiri oleh mereka yang telah disyahkan oleh sinode atau gereja sebagai pejabatnya, tetapi setiap orang percaya harus terlibat didalam pekerjaan Tuhan untuk menggenapi rencana Allah yang agung. Konsep pelayanan menjadi miskin dan dangkal sehingga tidak menyentuh individu-individu, yaitu orang-orang yang membutuhkan pelayanan pribadi yang sifatnya pribadi dan langsung. Dalam hal ini setiap individu harus melayani sesamanya secara pribadi.

Pengertian Yang Benar.

Dari apa yang dipaparkan Tuhan dalam Lukas 22:24-30, kita dapat menemukan pengertian pelayanan, khususnya dalam ayat 26-27. Dalam ayat tersebut Tuhan Yesus menunjuk seorang pelayan makan sebagai gambaran sebagai pelayan Tuhan. Seorang pelayan makan adalah seorang yang berlelah untuk kenikmatan atau keuntungan orang lain. Dalam penjelasan tersebut Tuhan Yesus juga membandingkan antara konsep pelayanan kristiani dengan pemerintahan di dunia. Pada umunya pemerintah-pemerintah di dunia dengan dalih dan alasan melindungi, melayani, dan memperhatikan kepentingan masyarakat. Mereka memerintah dan malakukan segala kegiatan. Tetapi sebenarnya mereka mau di hormati atau "gila hormat". Tidak jarang apa yang meeka lakukan hanya untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Pelayanan adalah segala sesuatu yang kita lakukan yang membuat orang lain diberkati (mengenal Tuhan, selamat, dan hidup sejahtera). Inilah yang sering dimaksud dengan memperkaya orang lain. Untuk ini seseorang harus berhenti dari melihat kepentingan orang lain. Mematikan egoisme naluriah yang hanya kebutuhan diri sendiri. Inilah kehidupan yang disalibkan. Telah mati bagi kita dirinya sendiri dan hidup bagi Allah.

Hal kedua pelayanan adalah berarti penyerahan terhadap tugas tampa menuntut imbalan/upah (I Korintus 9:18). Seseorang yang menyadari hal ini tidak akan merasa bahwa jerih- payahnya dalam pelayanan harus mendapat imbalan. Pengertian pelayanan tersebut harus kita miliki mulai sekarang, dikembangkan sehingga kita dapat memiliki hati yang sungguh-sunguh tulus melayani Tuhan. Pelayan Tuhan bukan pelayan untuk diri sendiri tetapi pelayan yang melayani Tuhan dan sesama manusia.

1 komentar:

FILADELFIA MINISTRY mengatakan...

terima kasih untuk artikelnya sangat memberkati, kiranya Tuhan trus pakai hambaNya Pdt. Erastus Sabdono untuk memberi pencerahan dalam pengajaran Alkitabiah...Mantapp...