April 06, 2008

PALING LICIK (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Terus terang pertamakali kujumpai Firman Tuhan yang mengatakan bahwa hati manusia lebih licik dari segala sesuatu (Yeremia 17:9), aku beranggapan bahwa peryataan tersebut sangat hiperbolis (sesuatu yang dilebih-lebihkan). Selama bertahun-tahun aku tidak tertarik sema-sekali terhadap ayat tersebut. Aku berpikir bila aku mengangkat ayat tersebut kepermukaan maka aku akan turut terlibat dan terjebak dalam sikap hiperbolis. Aku merasa aman bila menghindarinya. Sampai suatu hari aku menyadari memang benar bahwa hati manusia lebih licik dari segala sesuatu. Hati manusia sangat licik, sehingga oleh kelicikannya itu seseorang tidak menyadari keadaan hatinya yang bengkok. Ketika aku bertanya pada seseorang:"bagaimana penampilanku"? pada dasarnya bukannya aku membutuhkan kritikan yang membangun, sebenarnya aku sedang memancing sebuah pujian. Ketika aku meminta pengurapan Tuhan untuk pelayanan pekerjaan Tuhan, pada dasarnya bukan hanya agar pekerjaan Tuhan di untungkan tetapi "aku juga dipromosikan." Disini aku baru sadar bahwa aku telah disesatkan oleh hatiku sendiri.


Kata licik dalam teks aslinya adalah aqob yang bisa berarti crooced, deceitful, polluted (bengkok, menyesatkan, keruh). Keadaan hati seperti ini bila tidak ditanggulangi dapat menjadi "parah" sehingga tidak dapat diperbaiki lagi (Alkitab berkata:"hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?). Hati yang membatu artinya yang berkeadaan rusak parah (Ibr. anash yang berarti desperately wicked;sick). Mengerti hal ini maka seharusnya setiap kita harus terus-menerus memeriksa hati dengan jujur dan membangunnya sesuai dengan kebenaran Tuhan. Untuk ini yang sangat dibutuhkan adalah campur tangan Tuhan membuka pikiran kita, untuk mengenali diri sendiri dengan benar (Mazmur 139:23-24). ada mekanismenya untuk membuka pikiran, guna mengenali penyesatan yang bisa terjadi dalam hidup seseorang.

Mekanismenya adalah bukan hanya Tuhan yang aktif, tetapi pihak kita juga harus aktif. Akal budi harus diasah untuk mengenali keadaan diri kita sendiri dengan benar. Itulah sebabnya dalam ayat berikutnya (Yeremia 17:10) tertulis : "Aku, TUHAN Yang menyelidiki, yang menguji batin. Kata batin diteks ini adalah kilyah yang memang bisa berarti hati tetapi kata ini juga memilki pengertian pikiran (the mind). Sekarang aku lebih sadar mengapa Tuhan menghendaki supaya orang percaya mengalami pembaharuan pikiran )methamosphoste)setiap hari agar aku mengerti kehendak Tuhan, apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna (Roma 12:20).

Pembaharuan pikiran inilah yang memberiku pengertian secara bertahap, untuk menjelahi keadaan hatiku sehingga dapat kukenali keadaan hatiku seperti Tuhan "Sang pejelajah hati" mengenalinya. Aku bersyukur karena ia mengajariku mengenali diriku sendiri dengan jujur.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)