April 07, 2008

I am well Pleased (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Dalam lingkungan kekristenan "character building" merupakan inti atau pokok hakekat kekristenan. Kegereja, meghadiri kebaktian atau misa, menyanyikan lagu rohani, mengikuti aktivitas gerejani hanya merupakan atribut lahiriah atau baju luar semata-mata. Bukan inti jiwa kekristenan yang sejati. Kebenaran ini bisa didasarkan pada kenyataan rencana agung Allah sejak semula yaitu menciptakan manusia yang segambar dengan diri-Nya (Kejadian 1:26). Tuhan menghendaki satu mahluk yang berkeadaan seperti diri-Nya, segambar dalam moral, atau karakter-Nya. Ini adalah rencana Allah yang agung dan kekal. walaupun manusia jatuh dalam dosa tetapi rencana ini tidak dibatalkan. Adam dan Hawa telah mendukakan hati Tuhan, karena gagal menjadi manusia seperti yang Allah kehendaki berhubung kejatuhan mereka kedalam dosa (kejadian 3). Sekarang Allah akan mengwujudkan rencana-Nya tersebut didalam hidup umat pilihan-Nya, yaitu mereka yang dipanggil dalam iman Tuhan Yesus Kristus.


Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus proyeksinya bukan pembangunan agama baru atau religion building tetapi character building. Kebenaran ini dibangun diatas banyak pernyataan dalam Alkitab Perjanjian Baru, diantaranya dalam Roma 8:28-29. Kata "kebaikan" dala teks ini harus dimengerti dengan benar. Kata kebaikan dalam ayat 28 bukan sekedar memuat pengertian tidak salah pilih jodoh, berekonomi baik, bertubuh sehat, sukses karir study dan lain sebagainya yang bersifat fana. Kebaikan disini memuat "rencana Allah", yaitu untuk menjadi serupa" dengan gambar anak-Nya (Yunani. eikonos tou huiou, to be confermed to the image of His Son). Jadi Yesuslah model manusia yang dikehendaki oleh Allah. Kepada model yang satu ini Allah Bapa memberi pengesahan-Nya : Inilah anak yang Kukasihi kepada-Nya Aku berkenan (Matius 3:17). Kata berkenan sama dengan "dipuaskan" Bapa "dipuaskan" dalam teks aslinya eudokeesa dari akar eudokeo, yang dalam bahasa inggris diterjemahkan I am Well Pleased.

Inilah panggilan untuk memiliki sebuah kehidupan yang istimewa seperti yang terkandung dalam ucapan Tuhan Yesus didalam Matius 5:20. Kata hidup keagamaanmu dalam ayat tersebut adalah dikaiosunen kebenaran yang bertalian dengan tingkah-laku. Kata "lebih benar" terjemahan aslinya perisseuse dari akar kata perrisuo yang dapat diterjemahkan make, more, exceed, membuat lebih besar (dalam kualitas). Jadi hidup secara luar biasa disini adalah dalam kelakuan atau karakter, bukan pada prestasi popularitas, gelar, pangkat, harta kekayaan dan lain-lain yang pada umumya dicari manusia yang terjebak didalamnya. Tuhan memanggil kita untuk memiliki sebuah kehidupan yang unggul dalam kelakuan. Untuk itu, seharusnya perhatian kita tidak tertuju kepada hal-hal yang lahiriah.

Tidak ada komentar: