April 01, 2008

BERKAT (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Apa sebenarnya berkat itu? Kata ini kalau ditinjau dari etimolonginya (asal-usul kata), sangat besar kemungkinan dari bahasa ibrani berakhah. Bahasa ibrani adalah bahasa yang digunakan untuk mencatat wahyu Tuhan dan segala peristiwa yang terjadi dalam perjanjian lama sebagai warisan pengenalan akan Tuhan Elohim Allah Israel. Agama mereka dikenal sebagai agama Musa atau Yudaism, sebagai induk dari agama-agama monotheisme yang besar didunia. Kata berakhah mempunyai makna the power of life (kuasa hidup); sesuatau yang menghidupkan atau memberi hidup. Apakah sesuatu yang menghidupkan itu? Alkitab menunjukkan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki dua komponen, materi dan non materi; jasmani dan yang rohani (Matius 4:4). Jika demikian, maka berkat adalah sesuatu yang menghidupkan baik jasmani maupun rohani manusia. Menghidupkan artinya membawa manusia kepada keadaan atau bentuk yang ideal dan yang proporsional sehingga dapat dinikmati baik manusia maupun Tuhan sebagai pemiliknya.



Sangat disayangkan, selama ini kalau seseorang berbicara mengenai berkat maka yang dimaksud adalah finansial (keuangan), kekayaan dalam bentuk materi atau jalan keluar dari masalah-masalah hidup hari ini. Padahal bila diruntut dari asal-asul kata tersebut, berkat adalah sesuatu yang menghidupkan, baik komponen jasmani maupun rohani manusia. Jadi kalau sesuatu tidak menghidupkan atau tidak membawa manusia kepada keadaan atau bentuk ideal dan yang proporsional maka sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai berkat. Jadi dengan demikian, uang bukanlah berarti berkat (Lukas 12:15). Sebab dengan uang banyak seseorang makan berlebihan sehingga merusak fisiknya dan dengan uang berlebih maka ia menjadi sombong merusak kehidupan rohaninya maka lebih baik ia tidak beruang. dengan kondisi keuangan sulit tetapi seseorang membangun hubungan yang baik dengan Tuhan dan hidupnya manjadi tertib maka keadaan yang dimata manusia sebagai kecelakaan tersebut ternyata berkat (Roma 8:28).



Dengan memahami hal ini, pengertian berkat menjadi sulit sebab seseorang harus belajar untuk mengenali keadaan atau bentuk ideal dan yang proporsional itu. Sesuatu yang menyenangkan kita belum tentu berkat. justru hal-hal yang paling menyenangkan hati kita sering hal-hal yang mendukakan hati Tuhan (Lukas 16:15). Hal-hal yang kita anggap sebagai memuaskan hati justru hal-hal yang merusak kehidupan kita, baik kehidupan jasmani maupun rohani. Dengan bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, dimana kita diajar untuk memahami yang ideal dan proporsional dimata Tuhan, maka kita mengerti apa yang dapat dikatakan berkat dan yang dapat berkatagori laknat. Dengan demikian doa yang berbunyi :"Berkatilah kami ya Tuhan", menjadi salah kalau konsep mengenai apa yang ideal dan yang proporsional belum dipahami dengan benar.

Tidak ada komentar: