Mei 06, 2008

Hidup Dalam Pengendalian Allah (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Ciri utama seorang manusia yang hidup sebagai milik Tuhan dan ciri kedewasaan rohani adalah kesediaan untuk mencari kehendak-Nya dan menurutinya dengan rela dan sukacita sebagai kebutuhan, bukan sebagai perintah atau kewajiban. Ingatlah bahwa Ia telah membeli kita dengan harga yang lunas dibayar.

Untuk mencapai tingkat rohani seperti ini, tidak mudah dan nyaris rasanya kita tidak mempu mencapainya, terutama tatkala kita gagal berkali-kali untuk hidup dalam pengendalian-Nya. Jangan menyerah! Kita masih memiliki kesempatan untuk dalam hidup pengendalian-Nya secara penuh. Ternyata sebelum Daud dipercayai untuk memerintah rakyat Israel, ia harus terlebih dahulu dalam pemeintahan Allah; dan hidup dalam kendali Tuhan. Daud sadar akan hal ini, sehingga ia tidak bersungut-sungut dan marah kepada Tuhan, tatkala ia masuk sekolah padang gurun, dan menerima perlakuan tidak adil dan kesewenang-wenangan Saul terhadap dirinya.

Banyak orang memiliki hasrat untuk memperoleh sukses kehidupan, namun gagaol. Hal itu disebabkan oleh karena ia tidak mau dikontrol oleh Tuhan. Inilah juga kegagalan Saul ,yang oleh karenanya ia ditolak sebagai raja. Ia tidak mau tunduk kepada pengendalian Tuhan. Sebagai raja, ia tidak boleh mempersembahkan korban, sebab yang boleh hanya seorang imam. Saul tidak sabar menunggu Samuel sebagai imam mempersembahkan korban (1 Samuel 13:5-14). Demikian pula pada waktu ia harus membinasakan semua penduduk Amalek dan seluruh hartanya, Saul tidak menurut apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Ia memaksakan apa yang tidak kehendaki oleh Tuhan (1 samuel 28:18-20).

Hari ini, jika kita hidup dalam keadaan yang kacau karena kesalahan kita dimasa lalu, yaitu : kita tidak hidup dalam pengendalian Tuhan dimasa lalu, sehingga sekarang kita menuai apa yang telah kita tabur, baiklah kita tidak putus asa. Kita masih memiliki kesempatan. yang penting, bagaimana kita menyerah kepada perlakuan-Nya (2 Samuel 16:10).

Ciri-ciri seseorang hidup dalam pengendalian Tuhan adalah : Pertama, giat mencari dan menemukan kehendak-Nya (maksudnya : Menghadirkan pemerintahan Allah atas hidup-Nya, bukan pemerintahannya sendiri). Kedua, Menyadari dan menghayati bahwa seluruh kehidupannya adalah milik Tuhan, yang harus dipersembahkan bagi kepentingan-Nya. Ketiga, ia haus akan Allah, dan ingin menikmati Tuhan sebagai pribadi yang hidup dan nyata, bukan hanya menikmati berkat-berkat-Nya semata-mata. Yang terutama adalah menikmati hadirat-Nya.

Tidak ada komentar: