April 29, 2008

Mengapa Ada Pohon Pengetahuan? (Pdt. Dr. Erastus Sabdono)

Banyak orang bertanya : "Bila Tuhan Maha Tahu, Kenapa Tuhan menciptakan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat ditengah taman itu, sehingga manusia terjatuh kedalam dosa?"


Kita tidak boleh dan tidak bisa menghubungkan ke-MahaTahu-an Tuhan dengan fakta kehidupan manusia yang ada ini. Segala sesuatu telah diketahui oleh Tuhan sebelum segala sesuatu itu benar-benar terjadi, tetapi itu bukan bagian kita untuk menghayati, atau menggumulinya. Ketika Tuhan menaruh pohon pengetahuan yang baik dan jahat ditengah taman itu, Tuhan juga memberikan manusia kehendak bebas. Dan untuk membuktikan konsekuensi dan konsistensi-Nya bahwa manusia diberikan kebebasan, maka Tuhan menaruh pohon ditengah taman tersebut (Kejadian 2:17). Hal ini mengandung resiko yang tinggi, dan disitulah kita dapat melihat keangungan mahluk yang disebut manusia, yang memiliki kehendak bebas untuk mengabdi kepada Tuhan, atau memberontak kepada Tuhan.


Seandainya manusia tidak jatuh kedalam dosa Tuhan memproteksi secara luar biasa, maka manusiapun akan protes dan bertanya dimanakah letak kehendak bebas yang Tuhan berikan, karena Tuhan tidak memberikan pilihan. Jika hal ini terjadi, Tuhan akan menjadi serba salah.


Manusia memiliki kehendak bebas yang menentukan takdirnya. Berbicara mengenai takdir, ada takdir hidup dan ada takdir mati. Takdir mati itu adalah keadaan yang tidak bisa dirubah (seperti : terlahir sebagai orang jawa; tinggal diwonogiri; dan orang tua petani miskin). Sedangkan takdir hidupnya adalah meskipun saya orang jawa; tinggal diwonogiri; dan orang tua saya petani miskin, tetapi saya bekerja keras dan menjadi orang sukses.


Kehendak bebas memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu manusia harus mulai mengerti tanggung-jawab nya; ia harus menuai apa ia tabur. Orang harus menabur agar dapat menuai. Manusia memiliki tanggung-jawab untuk bekerja.


jodoh juga ditangan kita sendiri, karena kita yang memilih siapa yang akan menjadi pasangan hidup kita. Jika tidak lulus ujian pun, itu bukan takdir tapi orang itu yang malas atau tidak memenuhi tanggung-jawabnya; kita menuai dari apa yang telah kita tabur. Jadi, kita harus hidup lebih berhati-hati; lebih waspada; jangan sembarangan, sebab apa yang kita tabur (kita lakukan, kita pikirkan, dan kita katakan), semuanya itu akan kita tuai.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Senang bisa berkunjung di blog Anda. trims.

Buruan Gabung Sekarang Juga Bersama Kami dan Dapatkan Juga Bonus Hingga Jutaan Rupiah disetiap Harinya.
judi dewa poker terbaik indonesia